This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 14 April 2012

Gereja Advent dan Sabat


Bahan dasar berasal dari Avoiding the Snare of Seventh Day Adventism, DR. David Cloud (www.wayoflife.org) Salah satu hal yang membedakan gerakan Advent dari kekristenan lainnya adalah pengajaran mereka bahwa orang Kristen harus memelihara hari Sabtu sebagai hari Sabat, sama seperti di zaman Perjanjian Lama. Hal ini perlu dinilai secara Alkitabiah, oleh karena itu, marilah kita menyelidiki apa yang diajarkan oleh gereja Advent tentang hari Sabat, lalu kita bandingkan dengan ayat-ayat Firman Tuhan. Berikut ini adalah poin demi poin pengajaran mereka yang diambil dari publikasi mereka sendiri.
ADVENT MENGAJARKAN: Bahwa hari Sabat mengikat bagi semua manusia sejak penciptaan hingga selama-lamanya. Advent mengatakan bahwa hari Sabat adalah bagi manusia secara umum dan diberikan pertama kali kepada Adam di taman Eden. Oleh karena itu, memelihara hari Sabat adalah tanda kesetiaan kepada Allah, sang Pencipta. “Allah menginstitusikan Sabat di Eden; dan selama Dia adalah Pencipta dan itu alasan kita menyembah Dia, maka demikian juga Sabat akan terus berlanjut sebagai tanda dan pengingat.... Memelihara Sabat adalah tanda kesetiaan kepada Allah” (Ellen White, The Great Controversy, hal. 386). “Sabat dipelihara oleh Adam dalam kondisinya yang tidak berdosa di Eden yang kudus; [juga dipelihara] oleh Adam yang sudah jatuh tetapi telah bertobat ketika ia diusir dari tempatnya yang senang. Ia [Sabat] dipelihara oleh semua bapa leluhur, mulai dari Habel sampai kepada Nuh yang benar, ke Abraham, ke Yakub.” (Ibid., hal. 398).
ALKITAB MENGAJARKAN:
1. Walaupun Sabat disinggung dalam Kejadian 2:2-3, peraturan Sabat tidak diberikan kepada manusia hingga diperintahkan kepada Israel di padang gurun (Neh. 9:13-14).
2. Sabat diberikan bukan kepada manusia secara umum, tetapi kepada Israel saja sebagai tanda perjanjian yang khusus antara dia dengan Allah (Kel. 31:12-17).
3. Ellen White menambahi informasi Alkitab ketika dia mengajarkan bahwa Adam dan para bapa leluhur memelihara Sabat. Alkitab sama sekali tidak menyinggung masalah ini. Bahkan, hal ini tidak mungkin benar. Jika Sabat telah dipelihara oleh manusia secara umum sejak penciptaan, maka tidak mungkin hari Sabat diberikan kepada Israel sebagai suatu tanda khusus.
ADVENT MENGAJARKAN:
Hari Sabat tetap mengikat bagi orang percaya Perjanjian Baru. “...dari sini terlihat jelas bahwa semua dari Sepuluh Hukum masih mengikat dalam dispensasi Kristen, dan bahwa Kristus tidak berpikiran mengubahnya. Salah satu perintah ini adalah pemeliharaan hari ketujuh sebagai Sabat...” (Bible Footlights, hal. 37).
ALKITAB MENGAJARKAN:
1. Perjanjian Baru adalah satu-satunya pembimbing tanpa salah mengenai bagian mana dari Hukum Musa yang masih mengikat bagi orang percaya zaman gereja. Perjanjian Baru dengan jelas mengajarkan bahwa orang percaya hari ini tidak terikat kepada hukum Sabat! “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus” (Kol. 2:16-17).
2. Menurut surat-surat Perjanjian Baru, masalah Sabat sama sekali tidak relevan bagi gereja. Dalam semua instruksi yang Allah berikan kepada jemaat-jemaat dalam surat-surat, hanya ada satu bagian yang menyinggung tentang Sabat – yaitu Kolose 2:16 – dan satu-satunya bagian tersebut hanyalah untuk menunjukkan pada kita bahwa Sabat tidak mengikat orang percaya Perjanjian Baru. Aneh sekali bahwa Surat-Surat PB hanya menyinggung “Sabat” satu kali, dan itupun menunjukkan bahwa Sabat tidak berlaku lagi, tetapi Advent begitu menekankan pemeliharaan hari Sabat. Jelas bahwa pemahaman Advent berbeda dengan para Rasul.
3. Sabat adalah tipologi atau simbolik akan hari keselamatan. “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya” (Ibr. 4:9-10). Dalam Ibrani 4 ini, Sabat dipresentasikan sebagai simbolik hari keselamatan. Sebagaimana Allah beristirahat pada hari ketujuh dari pekerjaan PenciptaanNya, orang percaya hari ini akan beristirahat dalam pekerjaaan Keselamatan Yesus Kristus yang sempurna. Agar masuk ke peristirahatan Allah, seseorang harus dengan tenang menerima pekerjaan Allah dan berhenti dari usahanya sendiri. Keselamatan adalah anugerah Allah.
ADVENT MENGAJARKAN:
Hukum Sabat telah diubah, dan tuntutan yang sangat menekan dalam sistem Musa tidak berlaku lagi. Namun orang Advent tidak memelihara Sabat sama seperti tertera dalam Perjanjian Lama, tetapi mereka mengklaim bahwa itu tidak perlu karena persyaratan tentang Sabat “telah diubah.” Yang dijadikan bukti akan hal ini adalah salah satu penglihatan Ellen White. “Dalam tempat yang mahakudus, dia [Ellen White] melihat tabut yang berisikan Hukum itu, dan sangat terkejut ketika memperhatikan bahwa ‘yang keempat, perintah tentang Sabat, bersinar melebihi semuanya; karena Sabat harus dikuduskan untuk penghormatan bagi nama Allah yang kudus...’ Juga ditunjukkan kepadanya perubahan Sabat, pentingnya pemeliharaan Sabat...” (Messenger to the Remnant, hal. 34).

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More